Minggu, 05 Agustus 2018

PERTAMA KALI KE KELANTAN, PERTAMA KALI KE MALAYSIA

PERTAMA KALI KE NEGERI KELANTAN
PERTAMA KALI KE MALAYSIA

KELUAR NEGERI SENDIRI? SIAPA TAKUT!!
(Sebuah Catatan Perjalanan Solo Traveler

Assalamu'alaikum warahmatullahi 
wabarakatuh...
Hai hai hai man teman semuanya, maaf yah lama banget absen dari dunia bloger. Bukan karena apa-apa sih, cuman kan Kabupaten Tulungagung sudah punya banyak akun di sosial media yang bener-bener mengeksplorasi potensi wisata di kota Tulungagung tercintah. Tapi alhamdulillah masih banyak yang masuk juga kok pertanyaan kawan2 yang sekedar ingin tau kondisi tempat wisata, maupun perkembangan akses jalannya. InshaAllah saya jawab, jangan khawatir... *kalau pas ingat sih...😁

Nah, kali ini saya hanya mau sekedar berbagi pengalaman nih gaes. Yuhuuu...sesuai judul di atas itu, saya mau bercerita tentang pengalaman solo traveling saya beberapa hari lalu ke Negeri Kelantan, Malaysia. Yah siapa tau nanti juga bisa temen-temen jadikan referensi nantinya bila mau pertama kali ke luar negeri, khususnya ke Negeri Kelantan, Malaysia. Hehehe...πŸ˜€ Yuk kita mulai sajah!


PENGALAMAN PERTAMA
 
Jujur baru pertama kali ini melancong ke Malaysia, apalagi ke Negeri Kelantan. Negeri paling utara di Malaysia, dimana jarak dari Kelantan menuju Thailand hanya sekitar 30 km saja. Dan itupun saya pergi sendiri. Oh men, dari rumah yang terbayang cuma bahasa Upin Ipin. Okelah kalian menganggap saya lebay atau semacamnya, saya ikhlas kok😜. Sebab saya memang orang ndeso yang bila pergi ke tempat baru, saya harus benar-benar tau dengan pasti gimana-gimananya ntar. Apalagi saya pergi sendiri! Sendirian alias JUST ALONE!

Mungkin man teman juga pada bertanya, hah KELANTAN? Baru denger tuh. Yak, sama! Saya pun juga baru tau bahwa di Malaysia ada sebuah negeri yang bernama Kelantan, setelah saya mendapat undangan kunjungan ke Kollej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra (KIAS). Jangankan saya, petugas imigrasi Juanda International Airport pun juga ha ha he ho ketika bertanya kepada saya, Bapak nanti di Malaysia mau kemana? Ada tujuan lanjutannya kah? Tanyanya. Oooh ada pak, nanti saya mau lanjut terbang Kelantan. Jawab saya. Kemana? Tanya bapak itu lagi. Kelantan pak. Jawab saya lagi. Ooooh ke London... Kata bapak itu salah dengar karena mungkin tidak tau dengan Negeri Kelantan ini. Akhirnya saya ya bilang iya iya saja...trus passport di stempel deh😝

Pergi ke Negeri Kelantan, harus transit dan transfer pesawat di Kuala Lumpur International Airport, di Sepang, Malaysia. Dan baru connecting flight ke Kota Bharu, Kelantan.. Kuala Lumpur International Airport sendiri pun ada dua yaitu, KLIA1 dan KLIA2. Namun secara ukuran (maksudnya besar dan luas area bangunan serta apron, dll) KLIA2 itu lebih besar daripada KLIA1.

 
KUALA LUMPUR INTERNATIONAL AIRPORT II (KLIA2)

Beberapa saat setelah landing KLIA2 dan berhenti di Digi Cell

Dari sinilah drama itu dimulai. Keruwetanpun saya alami saat landing di KLIA2 yang bener-bener luas banget. Saat baru turun dari pesawat, saya harus terus fokus ke tanda penunjuk arah serta apa yang ada di lokasi sekitar. Baru berjalan sekitar 1 menit, ada counter Digi Cell yang menawarkan ganti kartu sim. Gantilah saya di counter itu dengan membayar 30 RM untuk 15GB 4G selama 7 hari (sebab saya akan stay selama 5 hari). Setelah selesai urusan ganti sim card, berjalanlah saya menuju Imigration untuk lapor paspor. Dari lokasi ganti sim card menuju imigrasi itu dengan berjalan kaki selama kurang lebih 20 menit bila langsung bablas tanpa tolah toleh, dan mungkin bisa 40 menit bila pakai selfie2πŸ˜‚. Jauh beud men!! Harus lewat sky bridge yang panjangnya ratusan meter juga. Cukup bikin kaki pegel, terlebih harus sambil dorong tarik koper.

Jreng jreng jreng! Sampailah saya di lokasi imigrasi. Wow! Saya tercengang! Loketnya buanyak banget dan semua penuh orang. Mulai kulit putih, pink, kuning, coklat, kopi susu, dark chocolate, hot chocolate, ada semua memenuhi setiap konter imigrasi. Ruwet dengan bahasa mereka masing-masing. Dan ntah hari itu mengapa, tidak ada sama sekali orang Indonesia di sekitar saya. Sempat saya bertanya kepada seorang bapak yang saya kira orang Indonesia, eh rupanya orang Thailand. 

Nah, selain tanya ke bapak2 Thailand itu, saya juga sempat tanya ke Uncle Uncle yang pakai uniform bandara. Bertanyalah saya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Fine, pertanyaan saya dijawab dengan bahasa Melayu yang membuat saya mematung seketika. What the hell! Bahasa Upin Upin yg selama ini mancep di otak saya, seketika buyar berhamburan. Benar2 jauh dari bahasa Upin Ipin. Hahahaha Ya Allah, namun baiknya, walau telinga saya berat banget mendengar bahasa Melayu itu, untung masih ada beberapa kata yang tergolong sama dengan Bahasa Indonesia. Ajuuur ajuurπŸ˜‚. Maksud hati ingin bertanya agar lebih jelas, ini malah jadi beban banget. 

Akhirnya sayapun mengandalkan diri sendiri dengan membaca satu2 apa yang tertera di papan petunjuk. Busheeeenggg...banyak beeeuuuddd tulisannya!!😭 Ada Malaysian passport, ada foreign passport. Foreign passport sendiri masih dibagi menjadi work passport, tourist passport, student passport, apalagi yah lupa pokok banyak banget, dan ada all passport. Dengan kemampuan ilmu kira2, masuklah saya ke antrian all passport (sambil terus baca sholawat)πŸ˜‚ soalnya bimbang antara tourist passport atau all passport. Alhamdulillah, ternyata betul dan lolos!! Hahaha...

Pada saat pemeriksaan passport saya pun bertanya ke petugasnya. Pak, saya mau lanjut penerbangan ke Kota Bharu di Kelantan, mohon petunjuk arah ya pak (dengan wajah sumringahπŸ˜‹). Dan bapak itu menjawab... Iyeeee Cik penerbangan pokol berape ke? Cik jalan je stright, lepas tu turn right, keluar airport, nah Cik tengok screen @#$%&*#%&*@---------------- (tak bisa tercopy lagi apa yang bapak itu ucapkan) dan saya pun menjawab, baik terima kasih pak...

Kemudian berjalanlah saya keluar airport. Pikir saya, keluar airport itu bakal disambut dengan parkiran2 gitu kaya' erpot di Indonesia, eeeh monyong...ini langsung mall gitu, orang jualan ya mirip kios2 di mall gitu loh! Panik saya🀣. Saya pun memutuskan bertanya lagi ke petugas bandara, dan kali ini dengan berbahasa Inggris. Mmmmm...eskius mi Ser, ken yu sou mi hou tu konekting flait tu Kota Bharu? Tanya saya dengan Inggris medhok khas orang Jawa! Dan, Pakcik itu pun membalasnya dengan Inggris Melayu yang eeeewwwhh...terdengar semriwing kek aroma remason. Namun ternyata, jawaban beliau lebih saya pahami dari pada pakai Melayu asli. Hahaha... Thanks Sir!!

Saya landing pukul 12.30 LT Malaysia dan sampai ke Gate keberangkatan pesawat menuju ke Kota Bharu (Gate J-17) pada pukul 14.30 (sudah termasuk beli sim card baru, checking passport, custom, dan sholat jama' qasar Dhuhur dan Ashar), semua saya lakukan tanpa mampir2 untuk selfie. Luas banget airport KLIA2 ini gengs!! Sengaja saya ambil jarak antar penerbangan yang nggak mepet, sebab saya pun tau kapasitas saya sebagai solo traveler yang sama sekali belum berpengalaman di Malaysia.

Gate J-17 KLIA2, Boarding Room, Flight to Kota Bharu, Kelantan


Lemes bray, sudah di atas pesawat dari KLIA2 menuju Kota Bharu, Kelantan

NEGERI KELANTAN, SERAMBI MAKKAH NYA MALAYSIA

Pesawatpun melesat, maksud hati ingin memejamkan mata dalam penerbangan 1 jam dan 10 menit itu, namun bapak2 di samping kiri kanan ngajak ngobrol terus. Sumpah awalnya nggak tau kalau diajak ngomong sama bapak2 di sebelah kiri, ntah beliau bicara apa, sama sekali tak terdeteksi dalam kamus bahasa di otak saya, hingga wajah saya tetap tertuju ke depan sambil ngantuk-ngantuk. Hai, saya pun disenggol oleh bapak itu. Ooooh maaf bapak, saya dari Indonesia, kata saya. Oooh iye ke? Indonesia kat mane? Saya pun baru saja dari Indonesia, dari Medan. Tapi saya asal Kelantan, kata bapak itu. Saya dari Jawa pak, Jawa Timur, Surabaya, Tulungagung. Jawab saya. Oooohh ya ya ya... Bapak itu ngangguk2, pura2 tau😁. Sering ke ke Kelantan? Tanyanya lagi. Hmmm...baru pertama kali ini pak. Dan saya juga baru pertama kali ini ke Malaysia. Terang saya ke bapak itu. Oooooh iye ke?? Ada tak yang pegi jemput kat airport Kota Bharu? Tanyanya dengan nada cemas. Ada kok pak. Jawab saya. Iye ke? Kawan ke? Sudah pernah jumpa ke? Bla bla bla hingga saya pun saat landing tetap diantar bapak-bapak itu bersama kawan2nya hingga keluar dari airport dan bertemu Ustatz Sahru Ramadhan. Sungguh mulia bapak-bapak itu. Beliau adalah kepala sekolah SMA di Kota Bharu yang baru saja berkunjung ke Medan bersama kawan2 kepala sekolah Kota Bharu yang lain. 
            Bersama Ustadz Syahru Ramadhan, saat dijemput di Sultan Ismail Petra Airport, Negeri Kelantan, Malaysia
Peristiwa tersebut langsung merubah mindset saya tentang Malaysia. Yang sebelumnya saya benar2 khawatir dan was2, namun seketika menjadi sangat familiar dan nyaman. Saya pun baru tau bahwa Negeri Kelantan adalah Serambi Makkah nya Malaysia. Muslim disini sangatlah kental, bahkan menurut penuturan Ustadz Rahim, Aceh belajar hukum Islam dari Negeri Kelantan. Memang masih ada garis hubung dalam sejarah, antara Kerajaan Negeri Kelantan dengan Nangroe Aceh Darussalam. Saya pun merasa sangat salah kostum disini. Rata-rata semua mengenakan baju koko dan jubah gitu, sedangkan saya hanya membawa celana jeans, kemeja, dan sarung. Salah kostum banget lah...hahaha😝. Alhamdulillah, Kelantan sungguh luar biasa. Kebudayaan disini sangat berbeda dengan budaya umum Malaysia. Bahkan dari bahasa pun, Kelantan memiliki logat dan ciri tersendiri yang tidak dimiliki oleh bahasa Melayu manapun. Jadi tak heran bila saya pun tak paham Melayu Kelantan, sebab orang Malaysia daerah lainpun juga tak paham. Hahaha.😜

Masjid Muhammadi, Kompleks Kota Darulnaim, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.

PENGALAMAN BARU YANG UNIK DI NEGERI KELANTAN

Negeri Kelantan merupakan negeri dari bagian negara Malaysia yang dijuluki sebagai Serambi Makkah. Budaya Islam yang kental, terlihat dari pertama kali saya landing di Sultan Ismail Petra Airport. Hal tersebut sangat nampak dari busana masyarakat yang sangat Islami. Dan itulah sebabnya, selama saya berada di Kelantan merasa selalu salah kostum. Hahahaha...😁. Bahkan saat berjalan di tempat umum, mereka langsung tau bahwa saya bukan orang Kelantan. 

Banyak hal baru yang saya dapatkan di Negeri Kelantan. Salah satunya tentang pengalaman kuliner yang benar-benar unik. Banyak makanan dengan cita rasa Pakistan dan Timur Tengah yang sangat terkenal disni. Seperti Roti Maryam, Roti Canai, Roti Tissue, Roti Tempayan, dan roti-roti yang lain.
Nah, untuk kuliner tradisional khas Kelantan sendiri, hari pertama Ustadz Rahim mengenalkan saya dengan Kue Akok. Kue Akok adalah kue yang menurut saya terbuat dari campuran tepung beras, santan, dan seperti ada campuran kentangya (namun belum pasti). Memiliki cita rasa yang manis dan dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api.
Kue Akok, kue tradisional khas Negeri Kelantan, Malaysia.

Makanan yang dijual di warung di Kelantan hampir sama dengan apa yang ada di warung Indonesia. Namun nasi di Negeri Kelantan cenderung lebih mirip dengan nasi dari beras Basmati. Setelah menikmati kue Akok, Ustadz Rahim pun mengenalkan saya dengan Afiqullah, salah satu mahasiswa senior dari Kollej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra. Afiq pun mengantar saya untuk mengelilingi pusat Kota Bharu, sebab Ustadz Rahim memberikan kuliah. Oiya, hari itu bertepatan dengan hari Ahad, namun di Kelantan sendiri, awal hari justru dimulai pada hari itu, sedang libur mereka adalah hari Jumat dan Sabtu. Saat berkeliling pusat kota itulah, Afiq mengenalkan juga kuliner khas Kelantan yang lainnya. Makanan itu adalah Nasi Puluk. Nasi Puluk adalah nasi ketan yang di atasnya ditaburi kelapa parut dan ikan asin goreng, kemudian dibungkus menggunakan kertas yang mirip kertas minyak untuk layang-layang.😁
Nasi Puluk, belakang Pasar Siti Khadijah, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia.
Nasi Puluk dan Es Teh nya Kelantan (Es Teh nya itu Thai Tea loh😍)
Nasi Puluk pun telah habis dimakan, beranjaklah kita untuk sholat Dhuhur di Masjid Muhammadi. Masjid Muhammadi adalah masjid yang berada di lingkungan Kerajaan Negeri Kelantan, yang juga menjadi icon Kota Bharu.

Interior Masjid Muhammadi, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia


Sekitar Masjidnya kaya' gini loh gaes

Ini di depan pagar Kerajaan Negeri Kelantan

Di bawah gapura simbol Kerajaan Kelantan

Jalan Raya Sekitar Kompleks Kerajaan Kelantan, Malaysia

Gerbang Masuk Kerajaan Negeri Kelantan, Malaysia
Setelah selesai menunaikan sholat Dhuhur di masjid Muhammadi, Afiq pun mengajak saya untuk mampir makan siang di Nasi Ulam Cikgu. Nasi Ulam Cikgu adalah nasi Ulam yang paling terkenal di Kota Bharu. Di sini juga terdapat minuman unik, yaitu Air Bandung. Entah mengapa disebut Air Bandung, masyarakat Kelantan pun tidak ada yang tau. πŸ˜€
Menu yang menjadi pilihan Afiq saat makan siang di Nasi Ulam Cikgu. Ada ulaman (lalapan) daun-daun entahlah, tempoyak patin, lele krispi, budu, dan nasi putih.

Air Bandung. Hmmm...rasanya seperti red velvet latte gitu lah. (Lokasi: Nasi Ulam Cikgu, Kota Bharu, Kelantan, Malaysia)

Malam harinya, kuliner pun beralih bersama para Ustadz, dengan menu Roti Tempayan dan Roti Tissue. Hal unik lainnya di Kelantan adalah, saat setiap kali saya pesan Es Teh, maka yang hadir di hadapan saya adalah Thai Tea. Namun anehnya, disini disebut Tea O, dan Tea Benk untuk Teh biasa. Hadirnya Thai Tea sebagai Es Teh nya Kelantan, mungkin karena jarak Kelantan yang berbatasan langsung dengan Thailand. Jarak dari tempat saya tinggal, di Tunjung, Kuala Krai, dengan Thailand hanyalah 30 km saja. Jarak tersebut bisa ditempuh dalam waktu 30 menit saja, sebab jalan raya di Kelantan tidak begitu ramai seperti di Indonesia. Dengan kata lain, masih terdapat beberapa kesamaan antara budaya kuliner Thailand dengan Negeri Kelantan.

Roti Tempayan lengkap bersama Kari Kambing, Kuah Kari, dan Tea O (Thai Tea), Bersama Ustadz Ilyas dan Ustadz Rahim

Roti Tissue

Pesan Es Teh dan yang hadir Thai Tea lagi😍
Kediaman Wakil Mufti Negeri Kelantan, Malaysia






Masjid Tertua di Asia Tenggara. Masjid Kampung Laut, Nilam Puri, Kollej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra, Kelantan, Malaysia

Masjid Kampung Laut, Kollej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra, Nilam Puri, Kelantan, Malaysia (Masjid Tertua di Asia Tenggara)
Goal dari perjalanan ke Malaysia ini adalah menghadiri undangan pertemuan di sebuah Universitas Islam di bawah naungan Kerajaan Negeri Kelantan, yaitu Kollej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra yang berada di Nilam Puri, Kelantan, Malaysia. Disinilah terdapat masjid tertua di Asia Tenggara yang secara arsitektur serta komponen bangunannya masih sangat terjaga keasliannya. Alhamdulillah, saya telah mempunyai saudara baru disini, yang telah sangat baik menjamu saya selama 5 hari berada di Kelantan. Semoga Allah senantiasa menaungi keberkahanNya, aamiin yaa rabbal'alamin.

Nasi Lemak ala Malaysia Airlines
Malaysia Airlines A380, KLIA1, Sepang, Malaysia

Suasana dalam Kabin Malaysia Airlines saat akan take off dari KLIA1

Hehehe, begitulah pengalaman berharga saya di Negeri Kelantan, Malaysia. Semoga apa yang telah saya tulis disini menjadikan sesuatu referensi bermanfaat. Tak lupa, saya sampaikan terimakasih banyak untuk:

1. Wakil Mufti Negeri Kelantan
2. Rektor Kollej Islam Antarabangsa Sultan Ismail Petra
3. Ustadz Ilyas
4. Ustadz Rahim
5. Ustadz Syahru Ramadhan
6. Encik Faizal
7. Afiqullah
8. Seorang mahasiswa yang mengantar saya ke Airport (lupa namanya)😁

Allah bersama kita semuanya!
Wassalamu'alaikum 
warahmatullahi wabarakatuh...